A. Sejarah Transportasi
Udara
Pesawat
terbang jenis Antoinette diangkut ke Surabaya menggunakan kapal laut. 18 Maret
1911 Gijs Kuller (orang Belanda) mendemonstrasikan pesawat tersebut terbang di
Pasar Turi Surabaya, menjadi penerbangan pesawat bermotor pertama di Indonesia.
Demonstrasinya dilanjutkan ke Semarang, Yogya dan Medan. Beberapa waktu
kemudian Batavia dan Solo menyusul.
Jan Hilgers (Orang Belanda keturunan
Indonesia) mendemonstrasikan pesawat Fokker Skin terbang di Surabaya. P.A
Koezminski (orang Rusia) juga mendemonstrasikan pesawat Bleriot XIa terbang di
Batavia. Keduanya melanjutkan demonstrasi di Semarang. Beberapa penerbangannnya
tidak mulus, tidak cocok dgn iklim tropis di Indonesia:
Melihat adanya prospek yang baik bagi
penerbangan sipil maupun militer di Indonesia, maka pada tanggal 1 Oktober 1924
sebuah pesawat jenis Fokker F-7 milik maskapai penerbangan Belanda mencoba
melakukan penerbangan dari Bandara Schippol Amsterdam ke Batavia (sekarang
Jakarta). Penerbangan yang penuh petualangan tersebut membutuhkan waktu selama
55 hari dengan berhenti di 19 kota untuk dapat sampai di Batavia dan berhasil
mendarat di Cililitan yang sekarang dikenal dengan Bandar Udara Halim
Perdanakusuma.
Pada tanggal 1 November 1928 di
Belanda telah berdiri sebuah perusahaan patungan KNILM (Koninklijke
Nederlandsch Indische Luchtvaart Maatschappij) yang terbentuk atas kejasama
Deli Maatschappij, Nederlandsch Handel Maatschappij, KLM, Pemerintah Hindia
Belanda dan perusahaan-perusahaan dagang lainnya yang mempunyai kepentingan di
Indonesia. Dengan mengoperasikan pesawat jenis Fokker-F7/3B, KNILM membuka rute
penerbangan tetap Batavia-bandung sekali seminggu dan selanjutnya membuka rute
Batavia-Surabaya (pp) dengan transit di Semarang sekali setiap hari. Setelah
perusahaan ini mampu mengoperasikan pesawat udara yang lebih besar seperti
Fokker-F 12 dan DC-3 Dakota, rute penerbangan pun bertambah yaitu
Batavia-Palembang-Pekanbaru-Medan bahkan sampai ke Singapura seminggu sekali.
Dengan suksesnya penerbangan pertama
Belanda ke Jakarta, masih diperlukan lima tahun lagi untuk dapat memulai
penerbangan berjadwal. Penerbangan tersebut dilakukan oleh perusahaan
penerbangan KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij) menggunakan pesawat
Fokker F-78 bermesin tiga yang dipakai untuk mengangkut kantong surat. Kemudian
pada tahun 1931 jenis pesawat yang dipakai diganti dengan jenis Fokker-12 dan
Fokker-18 yang dilengkapi dengan kursi agar dapat mengangkut penumpang.
Pada tanggal 25 Desember 1949, Dr.
Konijnenburg, mewakili KLM menghadap dan melapor kepada Presiden Soekarno di
Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada pemerintah
sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta presiden memberi
nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang akan membawanya dari
Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai nama itu. Menanggapi hal
tersebut, Presiden Soekarno menjawab dengan mengutip satu baris dari sebuah
sajak bahasa Belanda gubahan pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman
kolonial, Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven
uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan
sayapnya menjulang tinggi diatas kepulauanmu") Maka pada tanggal 28
Desember 1949, terjadi penerbangan bersejarah pesawat DC-3 dengan registrasi
PK-DPD milik KLM Interinsulair yang membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta
ke Kemayoran,Jakarta untuk pelantikan sebagai Presiden Republik Indonesia
Serikat (RIS) dengan logo dan nama baru, Garuda Indonesian Airways, pemberian
Presiden Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
B. Jenis Transportasi
Udara
1. Airliner (Pesawat Komersial/Pesawat Penumpang)
2. Seaplane
3. Biplane ( Memiliki 2 pasang sayap)
4. Glider (Pesawat dengan sayap yang panjang)
5. Helicopter ( Menggunakan baling-baling)
6. Fighter Aircraft (Pesawat Tempur/Militer)
7. Aerobatic Aircraft (Pesawat untuk akrobatik udara)
8. Light Aircraft (pesawat dengan muatan kecil)
9. Airship (Pesawat balon)
10. Hot Air Balloon (Balon Udara)
C. Karakteristik
Transportasi Udara
1.
Kecepatan
didefinisikan sebagai perbandingan jarak tempuh perjalanan terhadap besaran
waktu ketika suatu moda transportasi mulai bergerak hingga menuju ke titik
tujuannya. Transportasi udara memiliki keunggulan dalam kecepatan hingga
sepuluh kali lebih cepat dibandingkan moda tranportasi lainnya.
2.
Kelengkapan moda
didefinisikan sebagai jaringan moda dan jumlah moda yang terkait dengan suatu
transportasi. Transportasi udara sangat terbatas aksesnya, meskipun dari fungsi
pencapaian, transportasi udara mampu bergerak melalui batasan Negara dengan
cepat. Transportasi udara memerlukan Bandar udara yang biasanya terletak jauh
dari daerah pemukiman, dan letak Bandar udara yang tidak setiap lokasi atau
daerah ada. Dengan demikian, transportasi udara memerlukan kelengkapan moda
yang terlibat di dalamnya, khususnya untuk akses darat menuju ke tempat tujuan
yang lebih spesifik.
3.
Ketergantungan
Transportasi udara dalam operasinya sangat bergantung dengan kondisi cuaca.
Asap, kabut dan awan biasanya dapat menyebabkan tertunda atau berhenti
sementara pengoperasian penerbangan. Meskipun terdapat sistem navigasi yang
canggih dan pengawas lalu lintas udara, pada kondisi cuaca tertentu tetap dapat
menyebabkan terhentinya penerbangan.
4.
Kapasitas Pesawat
udara memiliki kapasitas berat untuk terbang dan ukuran fisik terbatas,
sehingga kapasitas angkut pesawat sangat dibatasi. Selain berat, ukuran dan
jenis barang yang dimuat pun sangat terbatas.
5.
Frekuensi Frekuensi
didefinisikan sebagai jumlah perjalanan yang dapat dilakukan pada periode waktu
tertentu. Karena memiliki keunggulan dalam kecepatannya, transportasi udara
memiliki potensi frekuensi perjalanan yang tinggi. Meskipun demikian, waktu tunggu
muat barang dan penumpang terkadang menyebabkan penurunan frekuensi. Dalam sisi
ini juga, sebenarnya perbandingan frekuensi perjalanan antar moda berbasis
ukuran kecepatan tidak mudah. Frekuensi penerbangan bisa lebih dari satu tujuan
setiap harinya dengan jarak yang jauh, walaupun jika diukur tingkat frekuensi
terhadap waktunya menjadi kurang baik.
6.
Biaya Biaya merupakan
jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelaku perjalanan atau penerima jasa
terhadap perjalanan yang dialaminya. Untuk pengoperasian pesawat diperlukan
komponen utama dan pendukung yang tidak sedikit. Selain penilaian biaya operasi
pesawat dan faktor pengembalian investasi, penerbangan juga memerlukan
fasilitas pendukung penerbangan misalnya ATC, airport, dll., yang memerlukan
biaya yang besar. Dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, transportasi
udara memerlukan biaya operasional yang tinggi, sehingga pengguna jasa
penerbangan biasanya akan membayarkan uang yang jumlahnya lebih besar daripada
menggunakan moda transportasi lainnya.
D. Prasarana
Transportasi Udara
Prasarana transportasi udara adalah Band udara, adapun
Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas,
naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Bandar udara memiliki peran sebagai:
1. Simpul dalam jaringan transportasi udara yang
digambarkan sebagai titik lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa
jaringan dan rute penerbangan sesuai hierarki bandar udara;
2. Pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya
pemerataanpembangunan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi sertakeselarasan
pembangunan nasional dan pembangunan daerah yang digambarkan sebagai lokasi dan
wilayah di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan
perekonomian;
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk
interkoneksi antar moda pada simpul transportasi guna memenuhi tuntutan
peningkatan kualitas pelayanan yang terpadu dan berkesinambungan yang
digambarkan sebagai tempat perpindahan moda transportasi udara ke moda
transportasi lain atau sebaliknya;
4. Pendorong dan penunjang kegiatan industri, perdagangan
dan/atau pariwisata dalam menggerakan dinamika pembangunan nasional, serta
keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya, digambarkan sebagai lokasi
bandar udara yang memudahkan transportasi udara pada wilayah di sekitamya;
5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi
bandar udara yang dapat membuka daerah terisolir karena kondisi geografis
dan/atau karena sulitnya moda transportasi lain;
6. Pengembangan daerah perbatasan, digambarkan dengan
lokasi bandar udara yang memperhatikan tingkat prioritas pengembangan daerah
perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia di kepulauan dan/atau di daratan;
7. Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar
udara yang memperhatikan kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana
alam pada wilayah sekitarnya;
8. Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan
negara, digambarkan dengan titik-titik lokasi bandar udara yang dihubungkan
dengan jaringan dan rute penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bandar udara terdiri atas:
1. Bandar udara umum yaitu bandar udara yang dipergunakan
untuk melayani kepentingan umum.
2. Bandar udara khusus bandar udara yang hanya digunakan
untuk melayani kepentingan sendiri untuk menunjang kegiatan usaha pokoknya.
Berdasarkan rute penerbangan yang dilayani maka bandar
udara dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang
ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangan dalam negeri.
2. Bandar Udara Internasional adalah bandar udara yang
ditetapkan sebagai bandar udara yang melayani rute penerbangnan dalam negeri
dan rute penerbangan dari dan ke luar negeri.
E. Permasalahan
Transportasi Udara Yang Ada Di Indonesia
Aktifitas Bandara
Tidak dipungkiri, dalam
beberapa tahun terakhir jasa angkutan udara laris manis di dalam negeri.
Semakin banyak orang Indonesia yang memilih bepergian menggunakan burung besi
ketimbang angkutan darat ataupun laut. Salah satu alasannya, kemampuan ekonomi
masyarakat yang meningkat dan daya beli yang semakin kuat. Bisnis industri
penerbangan nasional memang tengah terbang tinggi. Dalam kurun waktu dua tahun
terakhir, pengguna jasa penerbangan naik 19 persen per tahun. Sejalan dengan
tingginya permintaan akan jasa penerbangan, akhirnya muncul banyak maskapai
penerbangan baru di tengah eksistensi maskapai yang sudah ada. Maskapai
penerbangan asing pun berbondong-bondong masuk ke industri penerbangan
Indonesia. Salah satu alasannya, potensi pasar penerbangan nasional yang sangat
besar.
Di balik geliat
pertumbuhan bisnis penerbangan yang tinggi, terselip segudang permasalahan.
Tingginya pertumbuhan bisnis penerbangan tidak dibarengi dengan kesiapan
infrastruktur dan faktor penunjang lainnya.
Sejauh ini, Jakarta masih jadi urat nadi industri penerbangan domestik.
Hampir 50 persen penerbangan nasional berasal dari Jakarta. Masalahnya, bandara
tidak siap dengan pertumbuhan penumpang dan penambahan frekuensi penerbangan.
Akibatnya, di saat maskapai mau menambah frekuensi penerbangan sudah tidak bisa
lagi dan dibatasi. Padahal penumpang makin banyak
Kondisi bandara di
Indonesia, maskapai penerbangan langsung fokus pada kondisi Bandara Soekarno
Hatta yang menyita perhatian lantaran sudah terlalu sibuk dan padat, hingga
mirip terminal bus yang dipenuhi angkutan dan penumpang. Permasalahan juga
terlihat dari infrastruktur pendukung penerbangan. Bukan rahasia lagi jika
beberapa bandara di Indonesia kerap mengalami mati radar dan listrik padam,
Imbasnya jelas, penerbangan menjadi terganggu.
Masalah keselamatan
juga tak bisa dilepaskan dari penerbangan. Itu adalah yang utama dan harus
diperhatikan. Sejauh ini, kata dia, penerbangan Indonesia memang belum zero
accident. Artinya, kecelakaan pesawat masih terjadi meski maskapai penerbangan
mengaku telah berupaya menekan angka kecelakaan. Dia tidak sependapat jika aksi
ekspansi maskapai jor-joran membeli pesawat, justru melupakan faktor
keselamatan. Masalah lain dalam dunia penerbangan adalah ketersediaan pilot
yang berkualitas diakui Masih kurang.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar